Sabtu, 21 November 2009

PENILAIAN KERJA


Penilaian kinerja telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu. Pada pemerintahan dinasti Wei telah melakukan penilaian kinerja terhadap pegawainya sejak abad ke-3. Namun pada masa tersebut, dinasti Wei melalui penilai kerajaan diklaim bahwa penilaian dilakukan atas dasar suka dan tidak suka bukan berdasarkan jasa yang telah dilakukan oleh para pegawai.
Pada tahun 1950-an penilaian dilakukan sebagai pertimbangan keputusan administrative seperti promosi, renumerasi, dan sebagainya. Selanjutnya pada tahun 1960-an & 1970-an penilaian kinerja digunakan untuk pengembangan kemampuan karyawan, perencanaan perusahaan dan merupakan sarana resmi bagi kepentingan administratif organisasi.
Pengertian Kinerja Karyawan
Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (Kusriyanto)
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberkan kepadanya ( Mangkunegara, 2005;9)
Kinerja adalah merupakan suatu kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas baik yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi. (schermerhorn, Hunt & Osborn)
Kinerja adalah sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability, motivation, opportunity, artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbin)
Dari beberapa pendapat di atas maka kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan pekerjaan seseorang individu, kelompok atau organisasi yang berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yang merupakan hasil dari interaksi kemampuan, motivasi, dan kesempatan yang dimiliki.
Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. (Mengginson)
Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan penafsiran dan potensi yang dapat dikembangkan. (sikula)
Penilaian kinerja atau penilaina prestasi kerja adalah merupakan suatu proses evaluasi prestasi atau untuk kerja pegawai yang dilakukan oleh organisasi.(Sirait) dengan demikian para supervisor akan memperoleh data tentang hasil kerja pegawainya.
Penilaian kinerja juga merupakan suatu penetapan suatu standar kerja dan standar hasil yang dibutuhkan oleh organisasi dan harus dilakukan oleh setiap anggota organisasi yang bekerja agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi tersebut. Dapat dibayangkan apabila anggota organisasi tidak dapat menterjemahkan syarat pekerjaan yang telah ditetapkan bersama. Pada akhirnya akan bermuara pada kinerja organisasi yang tidak baik.
Tujuan Penilaian Kinerja
1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi terdahulu
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap kariei atau terhadap pekrjaan yang diembannya.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berpestasi sesuai dengan potensinya.
5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengemabgnan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat dan kemudian menyetujui rencana itu jika ada hal-hal yang perlu diubah

Kegunaan Penilaian Kinerja Berdasarkan Hal yang paling penting hingga kurang


Beberapa Alasan Keperluan akan Penilaian Kinerja
1. Memberikan informasi untuk keputusan promosi dan gaji
2. Memberikan peluang bagi karyawan itu sendiri dan supervisor untuk meninjau perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan
3. Penilaian prestasi kerja merupakan pusat bagi proses perencanaan karir. (Dessler)

Sementara menurut Werther & Davis menyatakan penilaian kinerja sebagai
1. Memperbaiki prestasi kerja
2. Meningkatkan prestasi
3. Bahan pertimbangan penempatan
4. Penetapan kebutuhan pelatihan dan pengembangan
5. Merencanakan dan mengembangkan karir
6. Mengetahui kekurangan dalam proses penempatan
7. Batasan analisis jabatan
8. Mendiagnosis kesalahan rancangan jabatan
9. Mencegah adanya diskriminasi

KOMPENSASI



Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada organisasi / perusahaan tempat ia bekerja.

Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebainya.

Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan dirinya dengan kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat, maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut / membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan / organisasi.

Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi / perusahaan sebagai berikut di bawah ini :
a. Mendapatkan karyawan berkualitas baik
b. Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang
c. Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada
d. Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya
e. Memiliki keunggulan lebih dari pesaing / kompetitor

Macam-Macam / Jenis-Jenis Kompensasi Yang Diberikan Pada Karyawan :

1. Imbalan Ektrinsik

a. Imbalan ektrinsik yang berbentuk uang antara lain misalnya :
- gaji
- upah
- honor
- bonus
- komisi
- insentif
- upah, dll

b. Imbalan ektrinsik yang bentuknya sebagai benefit / tunjangan pelengkap contohnya seperti :
- uang cuti
- uang makan
- uang transportasi / antar jemput
- asuransi
- jamsostek / jaminan sosial tenaga kerja
- uang pensiun
- rekreasi
- beasiswa melanjutkan kuliah, dsb

2. Imbalan Intrinsik

Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, kondisi lingkungan kerja, pekerjaan yang menarik, dan lain-lain.

faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi (Martoyo:2003):
1. Kebenaran dan keadilan; pemberian kompensasi disesuaikan dengan kemampuan, kecakapanm pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. Dengan demikian setiap pegawai dapat merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya.
2. Dana organisasi; suatu organisai dalam memberikan kompensasi kepada pegawainya harus disesuaikan dengan kemampuan dana yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Olehkarena itu organisasi harus dapat menghimpun dana sebanyak mungkin melalui prestasi kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai. Sehingga dengan prestasi yang terus meningkat maka organisasi akan mendapatkan banyak keuntungan.
3. Serikat Karyawan; serikat karyawan merupakan symbol kekuatan karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian. Serikat karyawan yang ada pada suatu organisasi akan berfungsi sebgai alat kontrol dalam penetapan kompensasi.
4. Produktifitas kerja; semakin tingginya tingkat produktifitas seorang pegawai maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi organisasi untuk memberikan kompensasi. Karena produktifitas merupakan salah satu indikator prestasi kerja pegawai.
5. Biaya hidup; organisasi juga harus memperhatikan biaya hidup karyawan beserta keluarganya. Artinya perlu adanya penyesuaian pemberian kompensasi dengan biaya hidup. Namun demikian ini merupakan hal yang cukup sulit untuk menentukan biaya hidup seseorang. Ini disebabkan oleh sifatnya sangat relative, oleh karena itu perlu sangat sulit untuk menentukan hidup yang layak tersebut.
6. Pemerintah; selaku pengayom masyarakat perlu ikut campur dalam penentuan kompensasi bagai seorang pekerja. Pemerintah harus membuat peraturan dan perundang-undangan untuk dlaam menentukan kompensasi.

Rabu, 18 November 2009

SELEKSI DAN WAWANCARA KERJA


Wawancara kerja saat ini merupakan salah satu cara yang sangat populer sebagai
salah satu metode untuk menyeleksi karyawan. Bagi perusahaan-perusahaan kecil
dan menengah wawancara kerja seringkali merupakan metode yang paling diandalkan,
mengingat biaya yang dikeluarkan relatif murah dan “user” (baca: atasan) dapat
langsung bertatap muka dengan si pelamar. Bahkan pada jabatan tertentu wawancara
kerja bisa dilakukan berkali-kali, sebelum calon karyawan diputuskan untuk
diterima bekerja. Sementara bagi para pencari kerja, wawancara kerja mungkin
sudah dianggap sebagai “menu sehari-hari” yang harus dilalui sebelum resmi
diterima bekerja. Anehnya, meskipun sudah memahami betul bahwa wawancara
merupakan suatu hal yang biasa dilalui dalam melamar pekerjaan, banyak sekali
para pelamar yang tidak siap untuk menghadapi wawancara kerja. Tidak jarang
mereka merasa langsung gugup bahkan patah semangat ketika dipanggil untuk
wawancara, karena sudah seringkali gagal. Forum konseling dalam website ini
banyak dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut bagaimana cara
menghadapi wawancara kerja. Para penanya tersebut banyak yang menceritakan bahwa
mereka telah berkali-kali gagal “melewati” wawancara kerja meskipun diakui bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh “recruiter” (petugas rekrutmen &
seleksi) relatif sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain
tempat mereka melamar pekerjaan. Ada juga penanya yang mengatakan bahwa ia
berkali-kali selalu lolos dari semua metode seleksi yang lain (test tertulis,
psiko test, dan test ketrampilan) tetapi tetap gagal ketika wawancara.

Permasalahan diatas menggelitik saya untuk mencari tahu lebih jauh apa
sebenarnya wawancara kerja. Mengapa wawancara kerja ini penting dilakukan dan
mengapa banyak pelamar yang gagal dalam menjalani wawancara kerja tersebut. Lalu
kemudian apa saja yang harus dilakukan oleh para pelamar untuk menyiasati
wawancara kerja supaya berhasil.

Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting
dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara
dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan metode seleksi yang lain seperti
psiko test, namun wawancara memiliki berbagai kelebihan yang memudahkan petugas
seleksi dalam menggunakannya.

Apapun penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan
suatu kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi
penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu proses
pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses langsung ke
perusahaan (pemberi kerja), maka “performance” (baca: proses & hasil) wawancara
kerja merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar
akan diterima atau ditolak.

Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan kepadanya untuk
menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan, ketrampilan, dan berbagai
faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan perusahaan bahwa dia layak
(qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang jabatan) yang ditawarkan. Selain
itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar untuk menunjukkan kemampuan
interpersonal, professional, dan gaya hidup atau kepribadian pelamar. Jika di
dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki
kemampuan komunikasi dan interpersonal yang baik, maka dalam wawancara dia
diberi kesempatan untuk membuktikannya.

Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan
kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang
harus dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang
ditawarkan. Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

· Untuk mengetahui kepribadian pelamar

· Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan

· Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan

Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk
diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan
wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja
behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali mengkombinasikan kedua teknik
ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

· Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti
“mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini”, dan “apa kelebihan dan
kekurangan anda”. Kesuksesan atau kegagalan dalam wawancara tradisional akan
sangat tergantung pada kemampuan si pelamar dalam berkomunikasi menjawab
pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan.
Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat
mengklarifikasikan apa yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam
wawancara kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3
(tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan
etika kerja yang sesuai dengan harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan
bisa bekerja dalam team dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya
perusahaan.

. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa “performance” (kinerja)
di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku pelamar di
masa mendatang (baca: ketika bekerja). Wawancara kerja dengan teknik ini sangat
sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh
perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah-masalah
kepribadian. Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon
pelamar terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat
melihat bagaimana pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan
solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda
ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan”, dan
“berikan beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda
dipercaya menangani beberapa proyek sekaligus”. Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk
mengingat kembali situasi, tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu.
Selain itu, sangat penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan
lebih lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran
situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang
baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan dalam wawancara ini sangat
tergantung pada kemampuan pelamar dalam menggambarkan situasi yang berhubungan
dengan pertanyaan pewawancara secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja
behavioral, si pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3)
menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian
tersebut (apa yang dipelajari).

Jenis Wawancara Kerja

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

. Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk
menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara kerja
untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang paling
qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara
seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

· Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi
waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh
sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-waktu, sebab seringkali
recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia
siap diwawancarai melalui telepon.

· Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak
perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk
perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih
lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan
tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh
jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.

· Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan untuk
menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja biasanya,
perusahaan memberikan berbagai informasi mengenai perusahaannya, menerima surat
lamaran dan CV dari pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para
recruiter langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia
memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan
dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.

. Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah
lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat
tersebut untuk melihat secara langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut
recruiter biasanya langsung melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar
yang belum memiliki pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih
sama, wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena mungkin
harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.

· Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu
jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua)
orang atau lebih. Biasanya wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan
memandang bahwa pelamar sudah hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja.
Biasanya para penanya dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk
memutuskan apakah pelamar akan diterima bekerja atau tidak.

. Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada
kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya
dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan
yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.


Pertanyaan-Pertanyaan Umum

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat
tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan
teknik wawancara kerja tradisional maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali
diajukan adalah sebagai berikut:

· Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?

· Apa kelebihan dan kekurangan anda?

· Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu / ketika
sekolah?

· Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?

· Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?

· Darimana anda mengetahui perusahaan ini?

· Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?

· Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?

· Apa itu professionalisme menurut anda?

· Apa itu teamwork menurut anda?

. Apa hoby anda?



Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka
pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

· Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat tidak
menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.

· Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda
melakukan presentasi.

· Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus
melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus
didahulukan.

· Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam setahun
terakhir ini? Mengapa demikian?

· Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan
bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun
berikutnya.

· Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?

· Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk menyelesaikan
suatu tugas dan ternyata gagal?

. Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang tidak
menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan.



Sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam
wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan beberapa
pertanyaan, misalnya:

· Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?

· Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan terbesar bagi
pemegang jabatan ini?

· Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya
untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?

. Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan
dalam waktu tertentu?



Menangani Pertanyaan Bersifat Pribadi



Berbeda dengan kondisi di negara-negara maju dimana hak individu sangat
dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang
hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter
(pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia
justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia
seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat
pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri,
anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap
biasa.

Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki relevansi
dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk merespon
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang elegan. Para
penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar, tetapi lebih
didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar (calon
karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika pelamar
ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan pekerjaan yang
ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna dibalik pertanyaan
tersebut. Untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi, pelamar
dapat melakukan beberapa alternatif:



· Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang
diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih
jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.

· Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh bahwa
pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan pekerjaan /
jabatan yang dilamar.

Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa sangat
mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus
dilakukan dengan cara-cara halus dan diplomatis sehingga recruiter tidak merasa
dilecehkan karena dianggap telah memberikan pertanyaan yang keliru.



Faktor-Faktor Negatif

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh
pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara.
Faktor-faktor tersebut misalnya:

· Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian yang
tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)

· Bersikap angkuh, defensive atau agresif

· Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan
yang diajukan pewawancara)

· Gugup

· Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima

· Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami
di masa lalu

· Tidak bisa berdiplomasi dan kurang bisa bersopan santun

· Menyalahkan perusahaan lama atau bekas atasan dimasa lalu, atau mengeluhkan
perubahan teknologi yang cepat

· Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara

· Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara

· Berulang kali bertanya: “apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya kalau
saya melakukan ......?”

Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan, gagal
menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan pertanyaan
bermutu kepada pewawancara.



Beberapa Saran

Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, mungkin
ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.

Lakukan hal-hal berikut:

· Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara

· Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai,
maka gunakan pakaian yang bersifat formal,bersih dan rapi

· Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan
pewawancara

· Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih awal, jika terpaksa terlambat
karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara)

· Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah

· Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.

· Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika
harus berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak
lemas)

· Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi
yang tegak dan seimbang

· Persiapkan surat lamaran dan CV anda

· Ingat dengan baik nama pewawancara

· Lakukan kontak mata dengan pewawancara

· Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara

· Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada
perusahaan

· Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda
diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut

· Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih

· Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi

· Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa
diberikan oleh perusahaan kepada anda

· Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara

· Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis
perusahaan secara umum

· Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara

· Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya

Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang
diberikan kepada anda.

Hindari hal-hal berikut:

· Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin

· Tidak melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan
pewawancara

· Berpakaian seadanya atau berpakaian dan berdandan sangat mencolok

· Datang terlambat

· Tidak membawa surat lamaran dan CV

· Menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara

· Menjabat tangan pewawancara dengan lemas dan gemetar

· Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara

· Duduk selonjor atau bersandar

· Berbicara terlalu keras atau terlalu lembut

· Membuat lelucon

· Menjawab sekedarnya saja, seperti “ya” atau “tidak” atau “tidak tahu” atau
“entahlah”.

· Terlalu lama berpikir setiap kali menjawab

· Mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaan

· Menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama

· Memberikan jawaban palsu, berbohong atau memanipulasi data

· Menanyakan gaji dan fasilitas yang diterima pada saat wawancara seleksi
dimana anda belum tahu kemungkinan anda akan diterima atau tidak

· Memperlihatkan rasa putus asa anda dengan menunjukkan bahwa anda mau bekerja
untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa saja asal bisa diterima bekerja di
perusahaan tersebut

· Membahas hal-hal negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri

· Mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kontroversial

· Menelpon atau menerima telepon, atau membaca buku selama wawancara

· Salah menyebut nama pewawancara

· Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diberikan kesempatan untuk bertanya

· Lupa mengucapkan terima kasih kepada para pewawancara

Kamis, 05 November 2009

SARUNG GRESIK


Tenun ikat Gresik adalah salah satu jenis kain yang di buat dengan cara antara lain menikat benang terlebih dahulu dengan menggunakan cara tertentu dan mewarnainya sebelum di tenun menjadi kain. Memang jika di bandingkan dengan tenun ikat dari Banjarmasin, tenun ikat Gresik jawa timur inipembuatannya jauh lebih sulit. Jika tenun ikat Banjarmasin dibuat dengan cara mengikat kain yang sudah jadi belum di warnai.

Pemakaian tenun ikat ini adalah terutama untuk kain sarung. Permintaan kain sarung ini termasuk besar , terutama pada bulan puasa menjeleng lebaran.

Salah satu perusahaan tenun di Gresik adalah dengan merek “TAMARA” yang berlokasi di desa crème lor, kabupaten Gresik. Pemiliknya adalah Pak Umar audah. Usaha ini telah di mulai sejak tahun 1970, mulai dari kecil dan terus berkembang.

Pemasaran antara lain ke Gresik, Surabaya, Kediri, Malang, dan Banjarmasin. Penjualan mulai grosir-grosir di beberapa kota besar. Di jual per lembar Rp.17.500.

Pesaing usaha ini adalah usaha sarung di daerah lamongan dan daerah lain di jawa timur. Untuk bisa bersaing pak umar mengatakan bahwa mutunya harus betul-betul dijaga, misalnya dengan selalu memperhatikan campuran warnanya.

Mutu hasil dinilai dari kerapatan, keawetan warnanya, dan kerapian motif sarung. Harganya juga tergantung bahan yang di pakai mulai dari Rp.240 ribu sampai Rp.400 ribu per kodi

Yang menarik adalah bahwa tenega kerja yang bergabung dalam usaha ini tergolong cukup banyak, mencapai 140 orang, ini dikarnakan sebagian pekerjaan dilakukan dirumah masing-masing dengan cara borongan. Pekerjaan yang tidak borongkan adalah pewarnaan.

BATIK BESUREK


Batik di Bengkulu sering disebut batik besurek,yang artinya batik bersurat yaitu batik yang bermotif tulisan kaligrafi.

Walaupun dasarnya adalah kaligrafi huruf arab , naming jika di perhatikan tulisan batik besurek tidak memilikim arti tau tidak bisa dibaca.Batik besurek yang mempunyai makna adalah kain selendang surek,ini mempunyai makna sendiri misalnya waktu upacara adat.Batik besurek ini ada sejak dulu kala,tetapi mulai digalakkan lagi sejak tahun 1985.Salah satu perusahaan batik besurek yang terletak disalah satu gang,jalan suprapto,kelurahan anngut dalam kota Bengkulu.

Ibu Tarmini dalah pemilikm usaha ini . suaminya bekerja sebagai karyawan proyek didaerah lain dan tadinya taraf hidup mereka kurang mengembirakan.untuk menambah biaya hidup , ibu termini mulai tahun 1990 mulai berusaha membuat batik besurek.dirumahnya dibentuk kelompok yang di prakarsai oleh BKKBN yaitu kelompok akseptor kb yang kemudian membuka usaha dalam batik dan sablon.motif utama nya masih berbentuk kaligrafi tapi lama-kelamaan dipadukan dengan motif jawa.untuk itu bu tarmin I mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh departemen perindustrian . selain itu dia pernah mengikutu gugus kendali mutu industry kecil tingkat kota madya . Penerapannya menghasilkan beberapa perbaikan misalnya penghematan lilin dan standart warna yany lebih baik.Usia kainbati di seluruh Bengkulu tercatat sebanyak 20 unit.Bahan abku yang dipakai adalah kain polisima,mori,sutera,rayon,dan samporis.

Dalam satu bulan diperlukan tidak kurang sekitar lima gulung kain .

Tiap gulung terdiri dari 400 yard kain . proses pembuatannya batik besurek hampir sama dengan batik tulis dan dilakukan di pulau jawa .pertama-tama kain bahan dicuci,di jemur sampai kering,digambar polanya menggunakan mal kemudian dilukis dengan lilin , atau di keowong . lilin malam berasal dari pekalongan dengan harga mencapai rp.2.800,00 perkilogram.

Setelah pemprosesan lilin selesai kain dicelupkan untuk mendapatkan warna yang pertama,yang umumnya berwarna muda kemudian dikeringkan.

Untuk mendapatkan warna yang kedua,kain ditutup lagi dengan lilin kemudian dicelup lagi.demikian proses di ulang sampai mendapatkan beberapa macam warna.

KREDIT USAHA KECIL MELALUI KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT


YAYASAN BINA SWADAYA MASYARAKAT

Badan koordinasi koperasi kredit daerah atau BK3D,lembaga penelitian pendidikan dan penerangan social ekonomi atau LP3ES ,yayasan pembangunan dan pengembangan social ekonomi atau YPPSE,yayasan Indonesia sejahtera atau YI,,

Di Negara kita,pembinaan terhadap KSM-KSM selain dilaksanakan oleh LPSM tang biasa disebut NGO atau lembaga non pemerintah,juga oleh instansi-instansi lain misalnya departemen pertanian membina kelompok tani,deparetemen perindustrian membina kelompok industry kecil.

LEMBAGA PENGEMBANGAN SWADAYA MASYARAKAT

Berkembangnya kelompok-kelompok swadaya masyarakat ini tak lepas dari berkembangnya lembaga-lembaga social yang membina dan mengembangkan kegiatan social dan ekonomi dikalangan masyarakat.lembaga seperti itu sering disebut lembaga swadaya masyarakat.

PHBK

Pengembangan kredit kepada kelompok-kelompok swadaya masyarakat ini dibicarakan dalam forum APRACA atau asusiasi kredit perdesaan dan pertanian asia pasifik tahun 1986 kemudian dilakukan penelitian dan persiapan.BI melaksanakan identifikasi terhadap KSM -KSM yang ada . KSM yang dapat dibina oleh PPHBK adalah KSM yang mempunyai kelas A dan B , sedangkan yang belum termasuk kelas B di serahkan kepada LPSM untuk dibiana.Kelas A adalah KSM yang sudah layak dihubungkan dengan bank.

Pemberian kredit dari bank kepada KSM dilakukan pertama kali di Yogyakarta setelah melalui beberapa kemajuan,maka pphbk ditingkatkan .

MODEL PHBK

Dalam pelaksanaan PHBK terdapat 3 model hubungan antara bank dengan KSM .

1. Bank langsung memberikan kredit atau menerima tabungan dari KSM.sedangkan LPSM memberikan pembinaan.

2. Bank lansung berhubungan dengan Lpsm dalam arti memberi kredit dan menerima tabungan dari LPSM.

3. Bank langsung memberi kredit kepada KSM sekaligus menerima tabungan dari KSM.

“WUJUDKAN MIMPI DENGAN KOPERASI “


Setiap orang pasti ingin yang terbaik untuk hidupnya dimasa yang akan dating.Tapi dalam kenyataannya masih banyak orang banyak orang yang tidak dapat merubah status hidupnya,misalnya sudah puluhan tahun bekerja tapi tidak ada perubahan sama sekali.

Ibu SIATI misalnya sudah puluhan tahun beliau menjajakan pakaian untuk dijual tapi apalah daya karena modal yang sedikit,pengetahuan yang minim membuatnya terus berputar dalam kemiskinan,tapi kini beliau sungguh beruntung karena beliau mendapat pinjaman modal dari orang yang baik hati untuk memulai usahanya.Dengan modal tersebut beliau bisa membeli alat jahit sendiri , kini usahanya mulai maju sedikit demi sedikit keuntungan yang diperolehnya dapat dinikmati kini beliau sudah memiliki karyawan dan menambah peralatan jahitnya.dengan memiliki mesin sendiri kini ibu siati menjadi pengusaha pakaian.Ibu siati bergabung dalam koperasi yang didirikan oleh bapak LILI SUMANTRI pada tahun 1988,dengan anggota 20 orang.Hampir seluruh anggota tidak memiliki rumah,mereka pada umumnya masih mengontrak tapi dengan adanya koperasi mereka bisa menyicil rumah sendiri.Koperasi bukan hanya member KPR saja tetapi juga subsidi untuk rumah yang sangat sederhana dan modal kerja untuk anngota koperasi.

Untuk membina pengusaha kecil perlu kerja sama dan koordinasi dari berbagai lembaga terutama yang berkaitan dengan pengembangan usaha kecil,seperti bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki peran yang penting dalam pengembangan usaha tersebut.BI memperkerjakan para konsultan PPUK(proyek pengembangan usaha kecil) yang siap membantu perbankan dalam memproses proyek-proyek kredit usaha kecil dalam teknis keuangan manajemen ataupun keuangan.

MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA


Ada dua konsep utama tentang manajemen keuangan keluarga yang wajib diketahui oleh keluarga yaitu tentang Neraca dan Rugi/Laba serta Manajemen Cashflow/Arus Kas. Untuk lebih jelasnya akan saya bahas sebagai berikut :
Memahami Majamen Cashflow
Cashflow atau arus kas adalah aliran uang yang mengalir mulai dari kita mendapatkan uang tersebut, menyimpannya, mengembangkannya, dan mengeluarkannya dengan secara teratur, bijak dan disiplin.
Pengetahuan akan cashflow wajib diketahui agar keuangan keluarga kita tidak akan kacau balau dan terpantau. Ada sebuah ungkapan yang cukup menarik “tidak peduli keuangan Anda sedang defisit, yang penting Anda tahu kemana mengalirnya uang tersebut.” Mari kita bahas diagram cashflow sebagai berikut :
Pendapatan
Pendapatan (income) adalah kegiatan yang bertujuan memasukkan uang/harta. Biasanya pendapatan dapat diperoleh dari dua aktivitas, yaitu Gaji dan Investasi.
Gaji diperoleh dari status kita sebagai pegawai/karyawan/professional/konsultan. Dalam sebuah keluarga gaji ini bisa diperoleh oleh suami dan istri yang bekerja.
Hasil Investasi diperoleh dari aktivitas kita dalam mengembangkan uang/harta dalam berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan berinvestasi yaitu Deposito, Properti, Saham, Hasil Usaha, Reksadana, Obligasi, dll.
Nah, seluruh pendapatan kita tersebut biasanya disimpan dalam bentuk tunai atau di bank/ATM.
Pengeluaran
Pengeluaran berarti seluruh kegiatan yang mengakibatkan uang kita berkurang. Dari diagram kita bisa melihat banyak sekali kebutuhan akan pengeluaran keluarga kita. Sehingga bila tidak diatur dengan baik maka bakal membuat keuangan keluarga menjadi kacau dan bila sudah kronis dapat menuju ke jurang kebangkrutan.
Secara umum sebuah keluarga memiliki beberapa pengeluaran seperti Pengeluaran Rumah Tangga, Cicilan Utang, Premi Asuransi, Pembantu Rumah Tangga, Keperluan Anak, Transportasi, Zakat/Pajak, Hiburan/Rekreasi, Kegiatan Sosial, Fashion, dan sebagainya.
Bila kita perhatikan selama ini, kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan keluarga adalah hanya berkutat pada pendapatan yang berasal dari gaji yang terus-menerus dikuras untuk menutupi pengeluarannya. angat sedikit dari keluarga kita yang mulai melakukan aktivitas-aktivitas investasi sebagai sumber pendapatan keluarganya. Padahal bila kita rajin melakukan investasi, maka hasil dari investasi tersebut sebenarnya sudah dapat menutupi segala macam pengeluaran kita, bahkan bisa jauh lebih besar dari gaji yang kita terima selama ini.
Uraian di atas adalah sebuah kondisi ideal yang selayaknya dicapai oleh setiap keluarga. Bila keluarga Anda saat ini masih bergantung sepenuhnya pada aliran pemasukan dari gaji setiap bulan, maka sudah waktunya untuk sedikit demi sedikit menyisihkan uang Anda agar bisa membuat aliran pemasukan baru yang berasal dari Investasi.